Kamis, 26 Januari 2012

Mengungkap Sakit Pedihnya Mati



"Tiada seorangpun manusia sebelummu Kami hidupkan secara kekal, maka jika engkau (Muhammad) wafat, adakah mereka yg bakal hidup kekal? Setiap jiwa pasti bakal mati. Kami bakal menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan cobaan (fitnah). Hanya kepada Kamilah kalian dipulangkan (QS. Al-Anbiya 34-35)

Ayat ini diturunkan sebagai dalil atas keingkaran orang kafir terhadap adanya maut, menguji dengan kebaikan dan keburukan, maksudnya hal-hal yg membahayakan dan menyenangkan dalam hidup. Kepada Kami dipulangkan, maksudnya Kami akan membalas sesuai dengan adanya kesabaran ataupun rasa syukur kalian, didalamnya menyimpan petunjuk bahwa yg dimaksud dari kehidupan ini adalah ujian dan condong pula pd pahala atau siksa


Tak ada seorang pun tahu kapan kematian menjemputnya… ia pun tak tahu di belahan bumi manakah pembaringan terakhirnya. Allah berfirman yang artinya: “Dan tiada seorang jiwa pun yang mengetahui di belahan bumi manakah ia akan mati” (Luqman: 34). Jikalau tempatnya saja tidak diketahui, padahal mereka-reka tempat lebih mudah dari pada waktu, maka jelaslah bahwa waktunya lebih tersembunyi lagi.

Dialah penghancur segala kenikmatan duniawi, dan penghapus segala kepedihannya. Andai saja mati adalah akhir dari segalanya, niscaya ia menjadi primadona bagi setiap jiwa yang merana. Akan tetapi, tak lain ia merupakan pintu pertama dari kehidupan selanjutnya… kesenangan tanpa batas, atau azab yang tak kunjung lepas.

dari Abu Hurairah ra Rasulullah SAW bersabda “Siapa senang berjumpa dengan Allah, maka Allah pun senang berjumpa dengannya. Dan siapa tidak senang berjumpa dengan Allah maka Allah pun tidak senang berjumpa dengannya,  hal itu ialah saat mata terbelalak, dada terasa sesak, kulit merinding dan jari-jemari kaku… saat itulah siapa yang senang berjumpa dengan Allah, maka Allah pun senang berjumpa dengannya. Dan siapa yang tidak senang berjumpa dengan Allah maka Allah pun tidak senang berjumpa dengannya”.


Dijelaskan bahwa malaikat maut membawahi 70 malaikat rahmat dan 70 malaikat azab, maka ketika dicabut ruh seorang mukmin, segeralah di serahkan kepada malaikat rahmat, merekapun menghiburnya dengan sorga dan pahala, lalu dibawa kelangit sampai ketempat yg tinggi. Dan jilka yg dicabut itu ruh orang kafir, segera di serahkan kepada malaikat azab, selanjutnya di lemparkan ke sijjin sampai tempat yg serendah rendahnya.

Al Imam Abu Bakar bin Abid Dunya meriwayatkan dalam kitab Al Muhtadhirin; Tatkala ‘Amru bin Ashradhiyallahu ‘anhu sekarat, puteranya berkata: “Wahai Ayah… dahulu engkau sering mengatakan: Andai saja aku berjumpa dengan orang berakal tatkala ia sekarat, supaya ia ceritakan padaku apa yang dirasakannya… Nah, sekarang engkaulah orang tersebut, maka ceritakanlah bagaimana kematian itu?” Sang Ayah menjawab: “Wahai puteraku, demi Allah… aku merasa seakan perutku dililit, dan aku bernafas dari lubang jarum… seakan ada sepucuk ranting berduri yang diseret dari ujung kaki hingga kepalaku”.


Nabi SAW bersabda :
       "Kalau saja rasa pedihnya seutas rambut mayat diletakkan pada langit dan bumi, pasti binasa lah semua penghuninya dengan izin Allah, sebab rambut merasakan maut, dan tiada terjadi maut pada sesuatu, kecuali mati berikut anggota-anggota tubuhnya".

Adalah nabi Isa as menghidupkan orang yg sudah mati atas izin Allah. Lalu orang-orang kafir setengahnya ada yg membantah, sahutnya " "Hai Isa, engkau dapat menghidupkan orang mati, kalau keadaan mayat itu baru, tidak menutup kemungkinan ia belum mati sungguhan. Untuk itu kami ingin engkau menghidupkan mayat manusia purba. Jawabnya tegas : "Pilihlah, mayat siapa yg engkau inginkan ?" Sahut mereka : "coba hidupkan oleh mu mayat seorang yg bernama Syam bin Nuh. Alkisah, Nabi Isa pun datang ke makamnya, setelah shalat 2 rakaat, ia berdoa kpd Allah SWT. Maka hiduplah Syam putra Nuh  dengan rambut kepala dan jenggot yg memutih, Isa pun segera bertanya : "Hai Syam kenapa engkau jadi beruban?" Jawabnya : "Aku terkejut mendengar seruanmu, bahkan aku mengira Kiamat telah tiba, itulah sebabnya rambut dan jenggotku berubah jadi putih. Nabi Isa bertanya : "Sudah berapa tahunkah engkau meninggal?" Jawabnya : "Sudah 4000 tahun, dan rasa pedih sakitnya maut, sejak itu membekas, sampai sekarang belum juga sembuh".

Nabi SAW bersabda :
    "Tidak bakal segera keluar ruh seorang mukmin, hingga ditunjukkan tempatnya di sorga, dan sebaliknya tidak bakal segera lepas ruh seorang kafir dari tubuhnya sehingga ia melihat neraka sebagai tempat kembalinya. Para sahabat bertanya :" Bagaimana dengan itu semua ya Rasul, jelaskanlah? Jawab Beliau : "Sungguh Allah menciptakan Jibril dengan bentuk sebagus-bagusnya bersayap 600 buah, diantara sayap-sayap tersebut ada 2 sayap berwarna hijau seperti sayap burung merak, apabila sayap itu dibentangkan dapat memenuhi seluruh langit dan bumi. Disisi kanan sayap terlukis bentuk sorga berikut isinya, para bidadari cantik menawan, gedung-gedung indah lagi megah, bertingkat kamar-kamarnya, para pelayan, para penghibur dari anak-anak dan pemuda. Sedang pada sayap kiri terlukis pula bentuk neraka, berikut isi-isinya berupa hewan-hewan ular, jalajengking tebing-tebing curam menggiriskan dan zabaniyah/penjaga yg seram"

Maka ketika ajal seorang tiba, para malaikatpun segera memasuki kulit otot-otot dan menarik nyawanya dari tungkak kaki sampai kelutunya, lalu malaikat pertama keluar, disusul malaikat kedua, menarik nyawa dari lutut sampai pusatnya, lalu malaikat kedua keluar, disusul yg ketiga dan keempat, masing masing menarik dari perut sampai dada, dan dari dada sampai tenggorokan, menunjuk firman Allah : "Maka kenapa (tidak kau kembalikan saja) ketika nyawa sampai tenggorokan, pada saat itu engkaupun melihatnya" (QS. Al-Waqi'ah 83-84)

Di saat-saat genting itu kpd orang-orang mukmin. Jibril as membentangkan sayap kanannya, maka terlihatlah tempatnya berupa sorga, dan karena asik melihatnya ia tidak sempat sedikitpun melirik pd lainnya sekalipun pada ayah, ibu dan anak-anaknya yg berada disisinya.
Dan untuk orang Munafik, dibentangkan pula sayap kiri, hingga terlihat olehnya neraka jahannam, dan karena pusat perhatiannya tertuju pada tempat kembalinya, ia pun tidak sempat melihat lainnya akibat gelisah dan sedih dengan tempat itu.

Siapa menghendaki selamat dari siksa kubur, maka ia harus tetap menjalankan 4 perkara, dan menghindari 4 perkara lainnya :
4 perkara yg harus tetap dijalankan :

  1. Memelihara shalat
  2. Selalu bersedekah
  3. Membaca Alqur'an
  4. Memperbanyak bacaan tasbih
dan 4 perkara yg harus di hindari :
  1. Ucapan atau sikap dusta
  2. Khianat
  3. Adu domba
  4. Kencing berdiri, dan tidak di sucikan
Nabi SAW bersabda :
   "Peliharalah dirimu dari (sisa air) kencing, sebab siksa kubur pada umumnya akibat sisa air kencing"

Tulisan adalah perkataan.... tiada kata yg lebih baik, mengajak manusia kepada ketaatan (dakwah)

Bahaya Mengabaikan Shalat



"Maka sesudah mereka hiduplah pengganti yang jahat, suka mengabaikan shalat dan melampiaskan nafsu syahwatnya, kelak mereka dihadapkan pada (siksa yang) jahat, kecuali yg bertaubat , beriman dan beramal shaleh, maka mereka itulah yg bakal masuk sorga, dan tidal dirugikan sedikitpun". (QS. Maryam 59-60)

Mengabaikan shalat dimaksud meninggalkan atau mengakhiri waktunya.Tidak meyakini hukum wajibnya atau dengan kata lain tidak acuh sekalipun shalat itu hukumnya wajib. Tidak memelihara shalat, enggan datang ke tempat ibadah seperti Mesjid, Mushalla dll. mengabaikan rukun yang wajib ketika shalat

   Diceritakan adanya seorang pria tengah bepergian di pedesaan. Pada suatu hari ia didampingi oleh syetan hingga melalaikan shalat subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya, dan ketika kantuknya, ia hendak tidur lalu kaburlah syetan darinya. Maka ketika ditanya : "kenapa kamu kabur menghindar dariku? jawab syetan : "Sungguh aku berbuat durhaka kepada Allah hanyalah sekali, namun aku di kutuk olehNya. Maka bagaimana dengan laku maksiatmu setiap hari 5x, hingga aku pun segera menghindar darimu, takut kena murka dan dibentak oleh Allah akibat laku maksiatmu"

Nabi SAW dalam sabdanya "
" Siapa saja mengabaikan shalat berjamaah, pasti ditimpa 12 macam cobaan yg membahayakan dirinya, yaitu :
Cobaan di dunia :

  1. Usaha dan rizkinya tidak berkah
  2. Nur Shalihin lenyap darinya
  3. Dibenci oleh setiap mukmin
Cobaan menjelang matinya :
  1. Dicabut ruhnya dalam keadaan haus, sekalipun minum seluruh air sungai
  2. Keluarnya nyawa dirasa sangat pedih
  3. Dikhawatirkan mati tidak membawa iman. Naudzubillah
Cobaan di alam kubur :
  1. Sulit menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir
  2. Terasa sangat gelap di alam kubur
  3. Kubur menghimpitmya, anggota tubuh/tulang belulangnya terhimpun jadi satu (hancur tubuh)
Cobaan di hari Kiamat :
  1. Terasa sangat berat dalam perhitungan amalnya
  2. Dimurkai Tuhannya
  3. Disiksa oleh Allah dengan api neraka, Naudzubillah
"Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka ia telah kafir." (HR. Bazzar dari Abu Darda`), kafir yang dimaksud disini adalah ingkar terhadap perintah Allah karena perbuatan orang kafir adalah tidak pernah shalat. Dalam Shahih Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah saw bersabda yang membedakan antara orang beriman dengan orang kafir adalah shalat. Maka maukah kita disamakan dengan orang kafir, padahal Rasulullah saw bersabda"Barang siapa mengikuti kebiasaan suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut". Orang2 kafir adalah orang yang tidak pernah shalat, maukah kita termasuk golongan mereka. 


"Barang siapa bertemu Allah sedang ia mengabaikan sholat, maka Allah sama sekali tidak akan mempedulikan kebaikannya." (HR. Thabrani) 

"Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka terlepas sudah darinya jaminan Muhammad." (HR. Imam Ahmad dan Baihaqi) 

"Allah telah mewajibkan sholat lima waktu kepada hamba-Nya. Barang siapa menunaikan sholat pada waktunya, maka di hari kiamat, sholat itu akan menjadi cahaya dan bukti baginya. Dan barang siapa mengabaikannya, maka ia akan dikumpulkan bersama Firaun dan Haman." (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad) .



Tulisan adalah perkataan.... tiada kata yg lebih baik, mengajak manusia kepada ketaatan (dakwah)

 

Bahaya Buruk Sangka dan Ghibah/Menggunjing



Hai orang-orang mukmin, hindarilah prasangka/dugaan-dugaan buruk (terhadap sesama muslim), sebab buruk sangka setengahnya adalah berdosa, dan janganlah mengkorek-korek kelemahan/aib orang lain, dan jangan pula setengah kamu menggunjing setengah lainnya. Maukah salah seorang kamu menyantap daging/bangkai saudaramu? Tentu saja kalian tidak suka menyantapnya, bertakwalah kpd Allah. Sungguh Allah Maha Menerima taubat lagi Maha pengasih. (QS, Al-Hujarat 12)

Nabi SAW pernah di tanya tentang ghibah jawabnya :
   " Engkau menuturkan hal-hal yg di benci oleh saudara/kawanmu, ini jika hal yg dituturkan itu sesuai fakta (kenyataan) disebut dengan ghibah, dan kalau saja hal yg dituturkan itu bertolak belakang/bertentangan dengan kenyataan, tidak sesuai fakta berarti engkau telah berbuat bohong/fitnah ".

Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW Bersabda :
    " Siapa menggunjing/ghibah 1 kali sepanjang hidupnya, maka Allah menimpakan  siksa kepadanya  yaitu :

  1. Menjauh dari kasih sayang Allah
  2. Terlepas nyawa dengan badan ketika mati terasa amat pedih
  3. Menjadi hampir terjerumus ke neraka
  4. Menjauh dari sorga
  5. Merasakan beratnya siksa kubur
  6. Kehilangan amal baiknya akibat terhapus oleh dosa dari ghibah
  7. Jiwa nabi terasa sakit akibat ghibahnya
  8. Allah SWT murka kepadanya
  9. Menipislah amal baiknya kelak di hari Kiamat saat menghadapi timbangan 
  10. Malaikat enggan berkawan dengannya
Dari Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda :
   " Siapa menggunjing saudara sesama muslim, maka qubul/jalan air kencingnya diputar ke duburnya kelak di hari kiamat"

Aisyah Radiyallahu ‘anha berkata, “Aku pernah berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Cukuplah bagimu dari Shofiah itu (salah seorang istri beliau) begini dan begitu (kekurangannya).” Sebagian perawi hadits berkata yaitu pendek orangnya, maka beliau bersabda, “Sungguh engkau telah mengucapkan satu kalimat yang seandainya dicampur dengan air lautan niscaya akan mencampurinya.” (maksudnya membuat air laut tersebut berubah rasa atau warnanya karena buruk dan busuknya ucapan tersebut). (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika dimi’rajkan Saya melewati satu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka mencakar-cakar wajah-wajah dan dada-dada mereka dengan kuku-kuku tersebut, lalu aku berkata, “Siapakah mereka itu wahai Jibril?” Ia berkata, “Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia (berbuat ghibah) dan mencemarkan kehormatan manusia.“(HR. Abu Dawud dan Ahmad, hadits hasan).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, ia tidak boleh mengkhianatinya, tidak boleh mendustainya dan membiarkannya tidak ditolong. Setiap Muslim bagi Muslim lainnya adalah haram kehormatan, harta dan darahnya. Taqwa itu disini,. Cukuplah sebagai keburukan (dosa) bagi seseorang jika ia meremehkan saudaranya yang Muslim.” (HR. at-Tirmidzi).

Tulisan adalah perkataan.... tiada kata yg lebih baik, mengajak manusia kepada ketaatan (dakwah)



Kedudukan Anak dalam Islam



Firman Allah SWT : "Hai orang-orang beriman , janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah, siapa yg berbuat demikian maka mereka itulah orang yg merugi (QS, Al Munafiqun :9)

Diantara tujuan perkawinan menurut pandangan Islam ialah untuk memperoleh keturunan. Rasulullah bersabda Nikahilah wanita-wanita subur peranakannya dan memiliki rasa cinta, karena aku merasa bangga dng banyak umatku dihadapan nabi-nabi pd hari kiamat (HR. Ahmad dari Anas)

Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa anak sangat penting dalam pandangan Islam, bagi orang tua haruslah mengetahui kedudukan anak bagi orang tuanya yaitu:
1. Anak sebagai Rahmat
    Salah satu Rahmat Allah bagi orang tua adalah rahmat di Karuniai anak. Sesuai Firman Allah SWT :  "...dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka sebagai suatu Rahmat dari sisi Kami" (QS. Al-Anbiya :84)

Rahmat diberi Allah SWT yaitu berupa anak. merupakan nikmat dan rezeki bagi orang tuanya. Karena kedatangan anak ditengah keluarga dpt menambah kebahagiaan keluarga dan menambah rezeki bagi orang tuanya. Oleh karena itu setiap lahir anak, dianjurkan Nabi Muhammad SAW, untuk menyembelih aqiqah, mencukur rambut dan menamainya dengan nama yg baik, sbg tanda syukur atas rahmat dan rezeki yg tak ternilai harganya.

2. Anak sebagai Amanah
    Amanah berarti suatu yg harus di pertanggung jawabkan nanti dihadapan Allah SWT. Sabda Rasulullah SAW "..Suami sebagai pimpinan didlm rumah tangganya dan dia bertanggung jawab dalam rumah tangganya..." (HR. Bukhori Muslim).
Karena anak sbg amanah bg orang tuanya, maka kewajiban orang tua untuk memelihara, membimbing dan mendidik anak agar menjadi anak yg sholeh.

3. Anak sebagai Ujian
    Hidup ini adalah ujian. Segala apa yg di anugerahkan Allah kpd kita merupakan ujian-Nya. Termasuk harta dan anak sesuai Firman Allah SWT : "Dan ketahuilah, harta-hartamu dan anak-anakmu itu adalah sbg ujian (fitnah)" (QS. Al Anfal :28)


4. Anak sebagai Media Beramal
    Semua jerih payah orang tua dlm bekerja keras untuk nafkah anak adalah sedekah. Rasulullah SAW bersabda : " Apabila orang tua memberi nafkah terhadap keluarganya dan ia mengharapkan pahala karenanya, maka nafkah itu menjadi sedekah baginya" (HR. Bukhori Muslim)
   Dalam hadist lain dinyatakan : "Satu dinar engkau nafkahkan untuk dijalan Allah, satu dinar engkau sedekahkan untuk fakir miskin dan satu dinar engkau sedekahkan untuk keluargamu. Maka yg paling besar pahalanya ialah engkau nafkahkan kpd anak dan istrimu" (HR. Muslim)

5. Anak sebagai Amal Jariyah
    Anak dapat memberikan pertolongan kpd orang tuanya ketika masih hidup dan setelah mati, bila anak itu adalah anak yg sholeh. Disebutkan dlm hadist nabi SAW : "Apabila manusia mati, maka putuslah semua amalnya kecuali 3 perkara : sedekah jariyah, ilmu yg bermanfaat, dan anak yg sholeh yg mendoakan orang tuanya" (HR. Bukhori Muslim)

Rasulullah SAW bersabda : "Setiap anak yg lahir dlm keadaan suci, maka orang tuanyalah menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi."

Tulisan adalah perkataan" tiada kata yg lebih baik,mengajak manusia kepada ketaatan (dakwah)

Rabu, 25 Januari 2012

3 Penyesalan yang akan di alami Manusia



Dalam beberapa ayat, al-Quran menginformasikan peristiwa masa depan yang akan dialami sekelompok manusia di akhirat kelak. Berupa ‘penyesalan’ atas rekam jejak hidupnya yang jauh dari nilai Islam selama di dunia. Ungkapan penyesalan ini diabadikan dengan ungkapan “Ya Laitani”. Penyesalan yang hanya terucap, namun tidak bisa terwujud. Karena waktu sudah terlambat.

Boleh jadi, informasi ini memberikan pelajaran bagi yang masih hidup di dunia. Agar waspada, jangan sampai penyesalan itu dialaminya di akhirat kelak. Masih lebih baik, jika penyesalan itu terjadi di dunia. Karena di dunia, masih ada kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Sebaliknya, penyesalan di akhirat tidaklah berguna, kecuali neraka jahannam.

Lalu, apa sajakah penyesalan-penyesalan yang akan dialami sekelompok manusia itu?, Jawabannya adalah sebagai berikut:

Penyesalan Pertama: Penyesalan Saat Sakaratul Maut

Sakarat bisa diartikan sebagai mabuk akal atau hilang segala-galanya. Nabi berpesan, “Perbanyaklah ingat kepada yang memutuskan kelezatan dunia, yakni kematian”. Sakaratul maut pasti benar adanya, ia akan menghampiri setiap manusia. Banyak sebab terjadinya kematian, namun cuma satu yang pasti yakni sakaratul maut. Saat peristiwa ini, bertautanlah kedua betis pelakunya karena meregang nyawa akan dahsyatnya sakaratul maut.

Saat sakaratul maut tiba, terekamlah seluruh jejak perbuatan manusia, yakni perbuatan baik dan buruk. Bila yang muncul rekaman kebaikan, pelaku tidak akan merasakan takut, bahkan menyambut bahagia, karena akan mendapatkan pahala. Namun sebaliknya, bila yang muncul rekaman keburukan, baginya dihadapkan dengan kesengsaraan yang mengerikan. Ia pun akan menyesal dan berkata “Kembalikanlah aku, supaya aku bisa beramal sholeh dan bersedekah”. Namun sayang, penyesalan ini tiada berguna, azal tidak bisa ditunda dan dimajukan. Karena itulah, akhir segalanya.

Penyesalan Kedua: Penyesalan Saat Melihat Kawan Dekat Disiksa di Neraka

Sebagai makhlus sosial, setiap insan tidak lepas dari pertemanan dengan orang lain. Bahkan, karakter dan kepribadian seseorang tergantung dari teman / lingkungan dimana ia berada. Untuk itu, dianjurkan untuk berhati-hatilah saat mencari teman. Agama seseorang akan mengikuti agama teman dekatnya.

Baik buruknya pertemanan di dunia akan terekam jelas di akhirat kelak. Pertemanan yang didasari ketaatan dan kataqwaaan, akan memberikan bantuan / pertolongan satu sama lain. Namun sebaliknya, pertemanan yang dijalin atas dasar kedurhakaan, akan menjadikannya permusuhan. Satu sama lain akan saling menuding sebagai penyebab masuknya ke neraka. Kelompok manusia ini akan menyesal dengan berkata, “Ampunilah dosa-dosa kami ya Rabb!”. Dalam QS: Azzuhruf 67, Allah mengatakan “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”

Penyesalan Ketiga: Penyesalan Saat Diperlihatkan Buku Catatan Amal

Setiap kita, didampingi dua malaikat yang bertugas mencatat seluruh amal kita, kapan dan dimana kita berada. Catatan ini akan terekam dalam buku catatan pribadi yang akan dibagikan di akhirat kelak. Mereka yang menerima catatan dengan rekam jejak yang buruk, akan merasa kaget, terbelalak dan menyesal. Mereka berkata, Apa-apaan ini? Kenapa semua tercatat? Kok saya pernah melakukan dosa ini? Padahal saya sudah tidak ingat lagi. Mereka lupa bahwa semua perbuatan di dunia sekecil apapun tercatat oleh Allah SWT yang tercermin dalam catatan pribadi. Mereka pun menyesal, dan menginginkan kembali ke dunia untuk berbuat amal sholeh. Dan lagi-lagi, penyesalan ini sudah terlambat dan tiada berguna.

Bagaimana Menghindari Penyesalan Itu?

Peristiwa di atas adalah gambaran masa depan yang sudah diinformasikan kepada setiap manusia yang hidup di dunia. Pelajarannya, bagaimana agar kita tidak mengalami penyesalan itu. Solusinya, bertaubatlah selama masih diberi kesempatan hidup di dunia dan kembali ke pada ajaran islam. Orang yang hidup dalam suatu kebiasaan, maka ia akan dimatikan dalam kebiasaan itu, dan dibangkitkan dalam kebiasan itu. Jika kita membiasakan diri dalam nilai islam, maka kita akan dimatikan dan dibangkitkan dalam keadaan islam.

Begitu pun dalam mencari teman dan lingkungan, carilah yang bisa mengajak ke jalan Alloh sehingga bisa menyelamatkan diri di akhirat kelak. Selanjutnya perbanyak beramal shaleh agar catatan pribadi yang diterima kelak hasilnya baik dan menyenangkan.


Tulisan adalah perkataan.... tiada kata yg lebih baik, mengajak manusia kepada ketaatan (dakwah)

Rahasia di balik Jilbab Annisa






Kisah nyata ini dari kawan saya bekerja. Semoga kisah ini berguna bagi yang membacanya, terutama kaum Hawa, juga bagi yang punya istri, yang punya anak perempuan, adik perempuan, saudara perempuan, kakak perempuan, yang masih punya Ibu, yang punya keponakan perempuan dst. Sahabatku menceritakan:

Ini cerita tentang adikku Nur Annisa , gadis yang baru beranjak dewasa namun rada Bengal dan tomboy. Pada saat umur adikku menginjak 17 tahun, perkembangan dari tingkah lakunya rada mengkhawatirkan ibuku, banyak teman cowoknya yang datang kerumah dan itu tidak mengenakkan ibuku sebagai seorang guru ngaji.

Untuk mengantisipasi hal itu ibuku menyuruh adikku memakai jilbab, namun selalu ditolaknya hingga timbul pertengkaran pertengkaran kecil diantara mereka. Pernah satu kali adikku berkata dengan suara yang rada keras: “Mama coba lihat deh, tetangga sebelah anaknya pakai jilbab namun kelakuannya ngga beda beda ama kita kita, malah teman teman Ani yang disekolah pake jilbab dibawa om om, sering jalan jalan, masih mending Ani, walaupun begini-gini ani nggak pernah ma kaya gituan ”, bila sudah seperti itu ibuku hanya mengelus dada, kadangkala di akhir malam kulihat ibuku menangis, lirih terdengar doanya: “Ya Allah , kenalkan Ani dengan hukum Engkau ya Allah “.

Pada satu hari didekat rumahku, ada tetangga baru yang baru pindah. Satu keluarga dimana mempunyai enam anak yang masih kecil kecil. Suaminya bernama Abu Khoiri, (bukan Effendy Khoiri lhoo, entah nama aslinya siapa) aku kenal dengannya waktu di masjid.


Setelah beberapa lama mereka pindah timbul desas desus mengenai istri dari Abu Khoiri yang tidak pernah keluar rumah, hingga dijuluki si buta, bisu dan tuli. Hal ini terdengar pula oleh Adikku, dan dia bertanya sama aku: “Kak, memang yang baru pindah itu istrinya buta, bisu dan tuli ?

“..hus aku jawab sambil lalu” kalau kamu mau tau datangin aja langsung kerumahnya”. Eehhh, tuuh anak benar benar datang ke rumah tetangga baru. Sekembalinya dari rumah tetanggaku, kulihat perubahan yang drastis pada wajahnya, wajahnya yang biasa cerah nggak pernah muram atau lesu, mejadi pucat pasi….entah apa yang terjadi.?

Namun tidak kusangka selang dua hari kemudian dia meminta pada ibuku untuk dibuatkan Jilbab yang panjang, rok panjang, lengan panjang. Aku sendiri tambah bingung campur syukur kepada Allah SWT karena kulihat perubahan yang ajaib. Ku bilang ajaib karena dia berubah total.

Tidak banyak lagi anak cowok yang datang kerumah atau teman teman wanitanya untuk sekedar bicara yang nggak karuan, kulihat dia banyak merenung, banyak baca baca majalah islam yang biasanya dia suka beli majalah anak muda kaya gadis atau femina ganti jadi majalah majalah islam, dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku, tak ketinggalan tahajudnya, baca Qur’annya, sholat sunat nya, dan yang lebih menakjubkan lagi, bila teman ku datang dia menundukkan pandangannya. Segala puji bagi Engkau ya Allah SWT jerit hatiku..

Tidak berapa lama aku dapat panggilan kerja di kalimantan, kerja di satu perusahaan asing (PMA). Dua bulan aku bekerja disana aku dapat kabar bahwa adikku sakit keras hingga ibuku memanggil ku untuk pulang ke rumah (rumahku di Madiun). Di pesawat tak henti hentinya aku berdoa kepada Allah SWT agar Adikku di beri kesembuhan, namun aku hanya berusaha, ketika aku tiba di rumah, didepan pintu sudah banyak orang, tak dapat kutahan aku lari masuk kedalam rumah, kulihat ibuku menangis, aku langsung menghampiri dan memeluk ibuku, sambil tersendat sendat ibuku bilang sama aku: “Dhi, adikkmu bisa ucapkan dua kalimat Syahadah diakhir hidupnya “..Tak dapat kutahan air mata ini…

Setelah selesai acara penguburan dan lainnya, iseng aku masuk kamar adikku dan kulihat Diary diatas mejanya. Diary yang selalu dia tulis, diary tempat dia menghabiskan waktunya sebelum tidur kala kulihat sewaktu almarhumah adikku masih hidup, kemudian kubuka selembar demi selembar, hingga tertuju pada satu halaman yang menguak misteri dan pertanyaan yang selalu timbul di hatiku. Perubahan yang terjadi ketika adikku baru pulang dari rumah Abu Khoiri. Disitu kulihat tanya jawab antara adikku dan istri dari tetanggaku, isinya seperti ini :

Annisa : {Aku berguman, wajah wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari) Ibu, wajah ibu sangat muda dan cantik.

Istri tetanggaku : Alhamdulillah, sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati.

Annisa : Tapi ibu kan udah punya anak enam, tapi masih kelihatan cantik.

Istri tetanggaku : Subhanallah, sesungguhnya keindahan itu milik Allah SWT dan bila Allah SWT berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya.

Annisa : Ibu, selama ini aku selalu disuruh memakai jilbab oleh ibuku, namun aku selalu menolak karena aku pikir nggak masalah aku nggak pakai jilbab asal aku tidak macam macam dan kulihat banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya melebihi kami yang tidak memakai jilbab, hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab, menurut ibu bagaimana?

Istri tetanggaku : Duhai Annisa, sesungguhnya Allah SWT menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki, segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan muhrim kita semuanya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT diakhirat nanti, jilbab adalah hijab untuk wanita.

Annisa : Tapi yang kulihat banyak wanita yang memakai jilbab yang kelakuannya nggak enak, nggak karuan.

Istri Tetanggaku : Jilbab hanyalah kain, namun hakekat atau arti dari jilbab itu sendiri yang harus kita pahami.

Annisa : Apa itu hakekat jilbab ?

Istri Tetanggaku : Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin.

Hijab mata kamu dari memandang lelaki yang bukan mahram kamu.

Hijab lidah kamu dari berghibah (gosip) dan kesia siaan, usahakan selalu berdzikir kepada Allah SWT.

Hijab telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu maupun masyarakat.

Hijab hidungmu dari mencium cium segala yang berbau busuk.

Hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh.

Hijab kaki kamu dari melangkah menuju maksiat.

Hijab pikiran kamu dari berpikir yang mengundang syetan untuk memperdayai nafsu kamu. Hijab hati kamu dari sesuatu selain Allah SWT, bila kamu sudah bisa maka jilbab yang kamu pakai akan menyinari hati kamu, itulah hakekat jilbab.


Annisa : Ibu aku jadi jelas sekarang dari arti jilbab, mudah mudahan aku bisa pakai jilbab, namun bagaimana aku bisa melaksanakan semuanya.

Istri tetanggaku : Duhai Anisa bila kamu memakai jilbab itulah karunia dan rahmat yang datang dari Allah SWT yang Maha Pemberi Rahmat, yang Maha Penyayang, bila kamu mensyukuri rahmat itu kamu akan diberi kekuatan untuk melaksanakan amalan amalan jilbab hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allah SWT.

Duhai Anisa, ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup terompet yang kedua kali, pada saat roh roh manusia seperti anai anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan.

Ketika tujuh matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap gulita.

Ketika seluruh Nabi ketakutan.

Ketika ibu tidak memperdulikan anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu kebaikan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada dialam ini.

Ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing masing hanya memperdulikan nasib dirinya.

Pada saat itulah manusia baru tersadar, saat keringat karena rasa takut yang amat sangat luar biasa hingga menenggelamkan dirinya, dan rupa rupa bentuk manusia bermacam macam tergantung dari amalannya, ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syetan, semuanya menangis, menangis karena hari itu Allah SWT murka, belum pernah Allah SWT murka sebelum dan sesudah hari itu, hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allah SWT dipadang mahsyar yang panas membara hingga Timbangan Mizan digelar itulah hari Yaumul Hisab.

Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha untuk beramal dihari ini, entah dengan apa nanti kita menjawab bila kita di sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung, Allah SWT. Di Yaumul Hisab nanti! Di Hari Perhitungan nanti!!

Sampai disini aku baca diary nya karena kulihat, berhenti dan banyak tetesan airmata yang jatuh dari pelupuk matanya, Subhanallah, kubalik lembar berikutnya dan kulihat tulisan, kemudian kulihat tulisan kecil di bawahnya: buta, tuli dan bisu, wanita yang tidak pernah melihat lelaki selain mahramnya, wanita yang tidak pernah mau mendengar perkara yang dapat mengundang murka Allah SWT, wanita yang tidak pernah berbicara ghibah, ghosib dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia-sia tak tahan airmata ini pun jatuh membasahi diary.

Itulah yang dapat saya baca dari diarynya, semoga Allah SWT menerima Adikku di sisinya, Amin, Subhanallah.

Bapak-Bapak, Ibu-ibu, Saudara-Saudaraku, adik-adikku dan Anak-anakku yang dimuliakan oleh Allah SWT. Khususnya kaum hawa. Saya mengharap kisah nyata ini bisa menjadi iktibar, menjadi pelajaran bagi kita , bagi putri-putri kita semua. Semoga meresap dihati yang membacanya dan semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk, memberi Rahmat, hidayah bagi yang membaca dan menghayatinya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan iman kita untuk menjalankan (memenuhi) segala perintah-Nya dan menjauhi segala apa-apa yang dilarang-Nya, dan mendapat derajat takwa yang tinggi, selamat didunia sampai di akhirat nanti, mendapat pertolongan dan syafa’at di hari yaumul hisab dan mendapat surga yang tinggi, amien. Wallaahu a’lam bish shawab, billaahi taufik wal hidayah. Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Bila anda mau beramal saleh, sampaikan kisah diatas kepada muslimah yang lainnya, supaya menambah iman dan taqwa mereka, insya Allah.

Penulis : H.Muhammad Sukarman.


Tulisan adalah perkataan.....tiada kata yg lebih baik,mengajak manusia kepada ketaatan (dakwah)

Padamkan Api yang Membakar Dirimu






Dari Abdullah bin mas'ud r.a, dari Rasulullah saw., sesungguhnya beliau bersabda, "setiap tiba waktu shalat, seorg penyeru (malaikat) diutus, lalu ia berkata, 'wahai anak adam, berdirilah dan padamkanlah api yg engkau nyalakan tuk membakar dirimu. 'maka orang2 pun berdiri dan mengambil wudhu kemudian mengerjkan shalat dzuhur, maka Allah mengampuni dosa mereka diantara keduanya (dari subuh hingga dzuhur), demikian pula apabila tiba waktu shalat asar,maghrib dan isya.
Sesudah isya org2 pun tidur, sebagian orang menghabiskan malamnya dengan melakukan kebajikan, sebagian org menghabiskan malamnya dengan melakukan keburukan.


Tulisan adalah perkataan... tiada kata yg lebih baik, mengajak manusia kepada ketaatan (dakwah)

Mendengarkan dan Menikmati Musik




Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu bersumpah dengan nama Allah bahwa yang dimaksud firman Allah,
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ [لقمان/6]
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah.” (Luqman: 6) adalah nyanyian.” (Tafsir Ibni Katsir, 6/333.) 
Abu Amir dan Abi Malik Al Asy’ari radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 
لَيَكُوْنَنَّ مِنْ أُمَّتِيْ أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ الْحِرَّ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ.

“Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamar dan alat-alat musik…..”( Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 10/51.) 
Dan dalam hadits Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 
لَيَكُوْنَنَّ فِيْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ خَسَفٌ وَقَذَفٌ وَمَسْخٌ، وَذَلِكَ إِذَا شَرِبُوا الْخَمْرَ وَاتَّخَذُوا الْقَيْنَاتِ وَضَرَبُوْا بِالْمَعَازِفِ.

“Kelak akan terjadi pada umat ini (tiga hal); (Mereka) ditenggelamkan (ke dalam bumi); dihujani batu; dan diubah bentuk mereka, yaitu jika mereka minum arak, mengundang biduanita-biduanita (untuk menyanyi) dan menabuh (membunyikan) musik.”( As-Silsilah Ash Shahihah, 2203, diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Kitab Dzammul Malahi dan At-Tirmidzi, no. 2212.) 

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang gendang, lalu menyatakan, seruling adalah suara orang bodoh dan tukang maksiat. Para ulama terdahulu seperti Imam Ahmad rahimahullah berdasarkan hadits-hadits shahih yang melarang alat-alat musik secara mutlak, telah menetapkan haramnya alat-alat musik seperti kecapi, seruling, rebab, simbab dan lain-lain. 

Tidak diragukan lagi, alat-alat musik modern yang kita kenal saat ini termasuk ke dalam kategori alat musik yang dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti piano, biola, harpa, guitar dan sebagainya. Bahkan alat-alat modern tersebut lebih cepat mempengaruhi mabuknya jiwa daripada alat-alat musik zaman dulu yang telah diharamkan dalam beberapa hadits. 

Menurut penuturan para ulama, di antaranya Ibnu Qayyim, keterlenaan dan mabuknya jiwa akibat pengaruh nyanyian lebih besar bahayanya daripada akibat minum arak. Kemudian tak diragukan lagi, pelanggaran akan lebih keras dan dosanya akan lebih besar jika alat-alat musik tersebut diiringi dengan nyanyian, baik oleh biduan atau biduanita. Lalu, bahayanya akan lebih bertumpuk jika untaian kata-kata syairnya berkisah tentang cinta, asmara dan kecantikan wanita atau kegagahan pria.( Saat ini bahkan kita kenal dengan istilah dakwah dengan musik. Adakah pencampuradukan antara kebenaran dan kebatilan yang lebih nyata dari ini? (pent.). 

Karena itu tidak mengherankan jika para ulama menyebutkan nyanyian adalah sarana yang menghantarkan pada perbuatan zina, menumbuhkan perasaan nifak di hati. Dan secara umum, nyanyian dan musik adalah tema besar zaman ini yang melahirkan banyak fitnah. 
Musibah itu semakin menjadi-jadi, setelah pada saat ini kita saksikan musik menyelusup setiap benda dan ruang. Seperti jam dinding, bel, mainan anak-anak, komputer, pesawat telepon dan sebagainya. 
Untuk menghindari berbagai hal di atas, sungguh memerlukan kekuatan hati yang tangguh. Mudah-mudahan Allah menjadi penolong kita semua. Amiiin…. 


Tulisan adalah perkataan..... tiada kata yg lebih baik, mengajak manusia kepada ketaatan (dakwah)

Alasan Rasul melarang Minum sambil Berdiri





Dalam hadits disebutkan, bahwa Rasullah Muhammad SAW melarang untuk minum sambil berdiri. Pasti ada alasan dibalik larangan Rasul Allah agar ketika minum tidak dengan keadaan berdiri.


Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, "Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kamu sekalian minum dengan berdiri. Barangsiapa yang terlupa maka hendaklah ia memuntahkannya."
(HR. Muslim)


Dari segi kesehatan, air yang masuk dengan cara duduk, akan disaring oleh sfinger. Sfinger adalah suatu struktur muskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.

Setiap air yang kita minum, akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada pada ginjal. Jika kita minum sambil berdiri, air yang kita minum otomatis masuk tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih.

Ketika air menuju kandung kemih, maka terjadilah pengendapan di saluran sepanjang perjalanan (ureter). Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter inilah awal mula munculnya malapetaka.

Betul, penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang sungguh berbahaya. Diduga diakibatkan karena susah untuk buang air kecil. Jelas hal ini berhubungan dengan saluran yang sedikit demi sedikit tersumbat tadi.


Dari Anas bin Malik ra dari Rasulullah SAW, bahwasannya beliau melarang seseorang untuk minum dengan berdiri. Qatadah bertanya kepada Anas, "Bagaimana kalau makan?" Anas menjawab, "Kalau makan dengan berdiri, itu lebih jelek dan lebih buruk."
(HR. Muslim)



Pada saat duduk, apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang, akan berjalan pada dinding usus dengan secara perlahan dan lambat. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, lalu jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu yang lama, maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan.

Adapun Rasulullah SAW pernah sekali minum sambil berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat dengan azas darurat.


Dari Ibnu 'Abbas ra ia berkata, "Saya pernah memberi minuman kepada Nabi SAW dari sumur Zamzam, kemudian beliau meminumnya dengan berdiri."
(HR. Bukhari dan Muslim)




Dari An Nazzal bin Sabrah ia berkata bahwa Ali bin Abi Thalib masuk ke pintu gerbang masjid, kemudian minum sambil berdiri serta berkata, "Sesungguhnya saya pernah melihat Rasulullah saw berbuat sebagaimana apa yang kamu sekalian lihat saya perbuat ini (minum dengan berdiri)."
(HR. Bukhari)




Dari Ibnu 'Umar ra ia berkata, "Pada masa Rasulullah saw kami pernah makan dengan berjalan dan minum sambil berdiri."
(HR. Tirmidzi)




Dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya ra ia berkata, "Saya pernah melihat Rasulullah saw minum dengan berdiri dan pernah pula dengan duduk."
(HR. Tirmidzi)



Manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. 

Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum.

Ketenangan ini hanya bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara yang cepat.

Makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. 

Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.

Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokkan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat, mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.


Diriwayatkan ketika Rasulullah SAW dirumah Aisyah ra sedang makan daging yang dikeringkan diatas talam sambil duduk bertekuk lutut, tiba-tiba masuk seorang perempuan yang keji mulut melihat Rasulullah SAW duduk sedemikian itu lalu berkata, “Lihatlah orang itu duduk seperti budak.” Maka dijawab oleh Rasulullah SAW, “Saya seorang hamba, maka duduk seperti duduk budak dan makan seperti makan budak.” Lalu Rasulullah SAW mempersilahkan wanita itu untuk makan. Adapun duduk bertelekan (bersandar kepada sesuatu) telah dilarang oleh Rasulullah sebagaimana sabdanya, “Sesungguhnya aku tidak makan secara bertelekan.”
(HR. Bukhari)



Semoga dengan penjelasan ini, kita sebagai umat muslim dapat menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan apa yang telah dilarang oleh kekasih Allah Rasullah Muhammad SAW mengandung tujuan dan manfaat di dalamnya.


Tulisan adalah perkataan.....tiada kata yg lebih baik, mengajak manusia kepada ketaatan (dakwah) 

Gadis yang Sholehah


dikisahkan olehUmmu Mariah Iman Zuhair
Aku akan meriwayatkan kepada anda kisah yang sangat berkesan ini, seakan-akan anda mendengarnya langsung dari lisan ibunya.
Berkatalah ibu gadis kecil tersebut:
Saat aku mengandung putriku, Afnan, ayahku melihat sebuah mimpi di dalam tidurnya. Ia melihat banyak burung pipit yang terbang di angkasa. Di antara burung-burung tersebut terdapat seekor merpati putih yang sangat cantik, terbang jauh meninggi ke langit. Maka aku bertanya kepada ayah tentang tafsir dari mimpi tersebut. Maka ia mengabarkan kepadaku bahwa burung-burung pipit tersebut adalah anak-anakku, dan sesungguhnya aku akan melahirkan seorang gadis yang bertakwa. Ia tidak menyempurnakan tafsirnya, sementara akupun tidak meminta tafsir tentang takwil mimpi tersebut.
Setelah itu aku melahirkan putriku, Afnan. Ternyata dia benar-benar seorang gadis yang bertakwa. Aku melihatnya sebagai seorang wanita yang shalihah sejak kecil. Dia tidak pernah mau mengenakan celana, tidak juga mengenakan pakaian pendek, dia akan menolak dengan keras, padahal dia masih kecil. Jika aku mengenakan rok pendek padanya, maka ia mengenakan celana panjang di balik rok tersebut.

Afnan senantiasa menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Setelah dia menduduki kelas 4 SD, dia semakin menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Dia menolak pergi ke tempat-tempat permainan, atau ke pesta-pesta walimah. Dia adalah seorang gadis yang perpegang teguh dengan agamanya, sangat cemburu di atasnya, menjaga shalat-shalatnya, dan sunnah-sunnahnya. Tatkala dia sampai SMP mulailah dia berdakwah kepada agama Allah. Dia tidak pernah melihat sebuah kemungkaran kecuali dia mengingkarinya, dan memerintah kepada yang ma’ruf, dan senantiasa menjaga hijabnya.
Permulaan dakwahnya kepada agama Allah adalah permulaan masuk Islamnya pembantu kami yang berkebangsaan Srilangka.
Ibu Afnan melanjutkan ceritanya:
Tatkala aku mengandung putraku, Abdullah, aku terpaksa mempekerjakan seorang pembantu untuk merawatnya saat kepergianku, karena aku adalah seorang karyawan. Ia beragama Nasrani. Setelah Afnan mengetahui bahwa pembantu tersebut tidak muslimah, dia marah dan mendatangiku seraya berkata: “Wahai ummi, bagaimana dia akan menyentuh pakaian-pakaian kita, mencuci piring-piring kita, dan merawat adikku, sementara dia adalah wanita kafir?! Aku siap meninggalkan sekolah, dan melayani kalian selama 24 jam, dan jangan menjadikan wanita kafir sebagai pembantu kita!!”
Aku tidak memperdulikannya, karena memang kebutuhanku terhadap pembantu tersebut amat mendesak. Hanya dua bulan setelah itu, pembantu tersebut mendatangiku dengan penuh kegembiraan seraya berkata: “Mama, aku sekarang menjadi seorang muslimah, karena jasa Afnan yang terus mendakwahiku. Dia telah mengajarkan kepadaku tentang Islam.” Maka akupun sangat bergembira mendengar kabar baik ini.
Saat Afnan duduk di kelas 3 SMP, pamannya memintanya hadir dalam pesta pernikahannya. Dia memaksa Afnan untuk hadir, jika tidak maka dia tidak akan ridha kepadanya sepanjang hidupnya. Akhirnya Afnan menyetujui permintaannya setelah ia mendesak dengan sangat, dan juga karena Afnan sangat mencintai pamannya tersebut.
Afnan bersiap untuk mendatangi pernikahan itu. Dia mengenakan sebuah gaun yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik. Setiap orang yang melihatnya akan terkagum-kagum dengan kecantikannya. Semua orang kagum dan bertanya-tanya, siapa gadis ini? Mengapa engkau menyembunyikannya dari kami selama ini?
Setelah menghadiri pernikahan pamannya, Afnan terserang kanker tanpa kami ketahui. Dia merasakan sakit yang teramat sakit pada kakinya. Dia menyembunyikan rasa sakit tersebut dan berkata: “Sakit ringan di kakiku.” Sebulan setelah itu dia menjadi pincang, saat kami bertanya kepadanya, dia menjawab: “Sakit ringan, akan segera hilang insya Allah.” Setelah itu dia tidak mampu lagi berjalan. Kamipun membawanya ke rumah sakit.
Selesailah pemeriksaan dan diagnosa yang sudah semestinya. Di dalam salah satu ruangan di rumah sakit tersebut, sang dokter berkebangsaan Turki mengumpulkanku, ayahnya, dan pamannya. Hadir pula pada saat itu seorang penerjemah, dan seorang perawat yang bukan muslim. Sementara Afnan berbaring di atas ranjang.
Dokter mengabarkan kepada kami bahwa Afnan terserang kanker di kakinya, dan dia akan memberikan 3 suntikan kimiawi yang akan merontokkan seluruh rambut dan alisnya. Akupun terkejut dengan kabar ini. Kami duduk menangis. Adapun Afnan, saat dia mengetahui kabar tersebut dia sangat bergembira dan berkata: “Alhamdulillah… alhamdulillah… alhamdulillah.” Akupun mendekatkan dia di dadaku sementara aku dalam keadaan menangis. Dia berkata: “Wahai ummi, alhamdulillah, musibah ini hanya menimpaku, bukan menimpa agamaku.”
Diapun bertahmid memuji Allah dengan suara keras, sementara semua orang melihat kepadanya dengan tercengang!!
Aku merasa diriku kecil, sementara aku melihat gadis kecilku ini dengan kekuatan imannya dan aku dengan kelemahan imanku. Setiap orang yang bersama kami sangat terkesan dengan kejadian ini dan kekuatan imannya. Adapun penerjamah dan para perawat, merekapun menyatakan keislamannya!!
Berikutnya adalah perjalanan dia untuk berobat dan berdakwah kepada Allah.
Sebelum Afnan memulai pengobatan dengan bahan-bahan kimia, pamannya meminta akan menghadirkan gunting untuk memotong rambutnya sebelum rontok karena pengobatan. Diapun menolak dengan keras. Aku mencoba untuk memberinya pengertian agar memenuhi keinginan pamannya, akan tetapi dia menolak dan bersikukuh seraya berkata: “Aku tidak ingin terhalangi dari pahala bergugurannya setiap helai rambut dari kepalaku.”
Kami (aku, suamiku dan Afnan) pergi untuk yang pertama kalinya ke Amerika dengan pesawat terbang. Saat kami sampai di sana, kami disambut oleh seorang dokter wanita Amerika yang sebelumnya pernah bekerja di Saudi selama 15 tahun. Dia bisa berbicara bahasa Arab. Saat Afnan melihatnya, dia bertanya kepadanya: “Apakah engkau seorang muslimah?” Dia menjawab: “Tidak.”
Afnanpun meminta kepadanya untuk mau pergi bersamanya menuju ke sebuah kamar yang kosong. Dokter wanita itupun membawanya ke salah satu ruangan. Setelah itu dokter wanita itu kemudian mendatangiku sementara kedua matanya telah terpenuhi linangan air mata. Dia mengatakan bahwa sesungguhnya sejak 15 tahun dia di Saudi, tidak pernah seorangpun mengajaknya kepada Islam. Dan di sini datang seorang gadis kecil yang mendakwahinya. Akhirnya dia masuk Islam melalui tangannya.
Di Amerika, mereka mengabarkan bahwa tidak ada obat baginya kecuali mengamputasi kakinya, karena dikhawatirkan kanker tersebut akan menyebar sampai ke paru-paru dan akan mematikannya. Akan tetapi Afnan sama sekali tidak takut terhadap amputasi, yang dia khawatirkan adalah perasaan kedua orang tuanya.
Pada suatu hari Afnan berbicara dengan salah satu temanku melalui Messenger. Afnan bertanya kepadanya: “Bagaimana menurut pendapatmu, apakah aku akan menyetujui mereka untuk mengamputasi kakiku?” Maka dia mencoba untuk menenangkannya, dan bahwa mungkin bagi mereka untuk memasang kaki palsu sebagai gantinya.
Maka Afnan menjawab dengan satu kalimat: “Aku tidak memperdulikan kakiku, yang aku inginkan adalah mereka meletakkanku di dalam kuburku sementara aku dalam keadaan sempurna.” Temanku tersebut berkata: “Sesungguhnya setelah jawaban Afnan, aku merasa kecil di hadapan Afnan. Aku tidak memahami sesuatupun, seluruh pikiranku saat itu tertuju kepada bagaimana dia nanti akan hidup, sedangkan fikirannya lebih tinggi dari itu, yaitu bagaimana nanti dia akan mati.”
Kamipun kembali ke Saudi setelah kami amputasi kaki Afnan, dan tiba-tiba kanker telah menyerang paru-paru!!
Keadaannya sungguh membuat putus asa, karena mereka meletakkannya di atas ranjang, dan di sisinya terdapat sebuah tombol. Hanya dengan menekan tombol tersebut maka dia akan tersuntik dengan jarum bius dan jarum infus.
Di rumah sakit tidak terdengar suara adzan, dan keadaannya seperti orang yang koma. Tetapi hanya dengan masuknya waktu shalat dia terbangun dari komanya, kemudian meminta air, kemudian wudhu’ dan shalat, tanpa ada seorangpun yang membangunkannya!!
Di hari-hari terakhir Afnan, para dokter mengabari kami bahwa tidak ada gunanya lagi ia di rumah sakit. Sehari atau dua hari lagi dia akan meninggal. Maka memungkinkan bagi kami untuk membawanya ke rumah. Aku ingin dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di rumah ibuku.
Di rumah, dia tidur di sebuah kamar kecil. Aku duduk di sisinya dan berbicara dengannya.
Pada suatu hari, istri pamannya datang menjenguk. Aku katakan bahwa dia berada di dalam kamar sedang tidur. Ketika dia masuk ke dalam kamar, dia terkejut kemudian menutup pintu. Akupun terkejut dan khawatir terjadi sesuatu pada Afnan. Maka aku bertanya kepadanya, tetapi dia tidak menjawab. Maka aku tidak mampu lagi menguasai diri, akupun pergi kepadanya. Saat aku membuka kamar, apa yang kulihat membuatku tercengang.
Saat itu lampu dalam keadaan dimatikan, sementara wajah Afnan memancarkan cahaya di tengah kegelapan malam. Dia melihat kepadaku kemudian tersenyum. Dia berkata: “Ummi, kemarilah, aku mau menceritakan sebuah mimpi yang telah kulihat.” Kukatakan: “(Mimpi) yang baik Insya Allah.” Dia berkata: “Aku melihat diriku sebagai pengantin di hari pernikahanku, aku mengenakan gaun berwarna putih yang lebar. Engkau, dan keluargaku, kalian semua berada disekelilingku. Semuanya berbahagia dengan pernikahanku, kecuali engkau ummi.”
Akupun bertanya kepadanya: “Bagaimana menurutmu tentang tafsir mimpimu tersebut.” Dia menjawab: “Aku menyangka, bahwasannya aku akan meninggal, dan mereka semua akan melupakanku, dan hidup dalam kehidupan mereka dalam keadaan berbahagia kecuali engkau ummi. Engkau terus mengingatku, dan bersedih atas perpisahanku.” Benarlah apa yang dikatakan Afnan. Aku sekarang ini, saat aku menceritakan kisah ini, aku menahan sesuatu yang membakar dari dalam diriku, setiap kali aku mengingatnya, akupun bersedih atasnya.
Pada suatu hari, aku duduk dekat dengan Afnan, aku, dan ibuku. Saat itu Afnan berbaring di atas ranjangnya kemudian dia terbangun. Dia berkata: “Ummi, mendekatlah kepadaku, aku ingin menciummu.” Maka diapun menciumku. Kemudian dia berkata: “Aku ingin mencium pipimu yang kedua.” Akupun mendekat kepadanya, dan dia menciumku, kemudian kembali berbaring di atas ranjangnya. Ibuku berkata kepadanya: “Afnan, ucapkanlah la ilaaha illallah.”
Maka dia berkata: “Asyhadu alla ilaaha illallah.”
Kemudian dia menghadapkan wajah ke arah qiblat dan berkata: “Asyhadu allaa ilaaha illallaah.” Dia mengucapkannya sebanyak 10 kali. Kemudian dia berkata: “Asyhadu allaa ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah.” Dan keluarlah rohnya.
Maka kamar tempat dia meninggal di dalamnya dipenuhi oleh aroma minyak kasturi selama 4 hari. Aku tidak mampu untuk tabah, keluargaku takut akan terjadi sesuatu terhadap diriku. Maka merekapun meminyaki kamar tersebut dengan aroma lain sehingga aku tidak bisa lagi mencium aroma Afnan. Dan tidak ada yang aku katakan kecuali alhamdulillahi rabbil ‘aalamin. (AR)*
Tulisan adalah perkataan, tiada kata yg lebih baik, mengajak manusia kepada ketaatan (dakwah)